Jumat, 14 Desember 2012



































Nilai Yang terkandung dalam Aktivitas GKM :
Sebuah posisi / kursi seorang karyawan ketika masuk di sebuah perusahaan sering tergantung dari tiket masuk yang dibawa,dan biasanya diliha dari Indek Prestasi atau ijasah yang disertakan saat melamar sebuah perusahaan. Jika tiketnya SLTA tentu akan diberikan posisi sesuai posisi/kursi SLTA,jika tiket masuknya S3,,tentu akan ditempatkan di kursi S3 ,kemudian jika tiketnya S3 plus pengalaman kerja  tentu posisinya juga akan dipantaskan ditempatnya dsb. Setelah seseorang sudah dapat posisi dan mulai bekerja,Tiket sudah tidak berarti lagi, kesuksesan seseorang tadi akan ditentukan dari bagaimana dia mengasah “ soft skill “ di perusahaan tempat bekerja sekarang. Manajemen akan melihat bagaimana seseorang itu berkomunikasi, bagaimana seseorang itu bekerja dalam team , bagaiman cara seseorang itu mengemukakan pendapat , bagaimana seseorang itu memimpin dan dipimpin , bagaimana seseorang itu menyelesaiakn masalah , bagaimana seseorang itu menciptakan iklim dalam pekerjaan,bagaimana seseorang itu bernegosiasi, bagaimana seseorang itu membuktikan data pencapaian,bagaimana seseorang itu berdisiplin , sampai dengan bagaimana seseorang itu bertingkah laku dan kejujuran ( moral ). Ini yang akan menentukan seseorang berprestasi atau tidak di dalam perusahaan. Bisa jadi seseorang dengan tiket masuk yang bagus akan diam ditempat karena tidak bisa berkomunikasi,tidak bisa menciptakan iklim yang baik dsb sehingga ada dan tidak adanya kita area kerja kita/perusahaan tidak berpengaruh.
Tapi bisa jadi juga , tiket masuknya ke perusahaan di posisi kursi bawah, akan tetapi jika bisa menjawab beberapa pertanyaan “ bagaimana “ tersebut diatas dengan baik dalam kehidupan kerjanya, manajemen akan mempertimbangkan untuk merubah posisi/kursinya menuju lebih tinggi tentu sesuai dengan prestasi yang dimilikinya dan kesempatan yang ada.
ternyata Dalam aktivitas Gugus Kendali Mutu semua ilmu mengasah “soft skill” yang dimaksud diatas  bisa dipelajari dan dipraktekkan….
Untuk itu mohon kerjasamanya untuk  menjaga iklim dan suasana belajar GKM dengan benar..
Benar menentukan masalahnya
Benar pertemuannya…
Benar benar sehati antar anggotanya…
Benar benar bekerja sama…
Benar penggalian datanya….
Benar pengolahan datanya
Benar perhitungannya….
Benar penentuan akar masalahnya..
Benar perencanaanya……..
Benar tools yang dipakainya…
Benar perbaikannya…
Benar penelitian hasilnya…
Benar standarisasinya…
Benar penerapannya…
Benar hasil perbaikannya….
Benar urutan langkah per langkahnya…
Benar benar diketahui atasannya……
Benar dampak baiknya bagi kita pribadi dan masyarakat perusahaan..

Salam Mutu . kusdianto_tps@yahoo.co.id

Minggu, 05 Agustus 2012

Bedah Tuntas Langkah 4 GKM "Merencanakan dan Melakukan Perbaikan "


Banyak kasus aktivitas GKM tidak jalan hasil karya GKM nya karena dianggap tidak aplikatif dalam proses massal di perusahaan,Hal ini karena keberhasilan GKM hanya dalam rentang waktu konvensi saja,di luar konvensi keberhasilan itu hanyalah kata kata risalah saja alias standarisasi hasil dan karya GKM tidak bisa diterapkan karena timbul masalah masalah baru yang lebih berat setelah hasil karya GKM itu diterapkan.
Sebelum kita merencanakan perbaikan kita harus memperhatikan data data yang mempengaruhi akar masalah yang dominan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari rencana kerja yang hanya akan menimbulkan masalah baru ketika kita selesaikan akar masalah dominan tersebut.
Contoh ilustrasi:
Jika sebab keterlambatan waktu datang kita di kantor penyebab dominannya adalah jarak tempuh dari rumah ke kantor yang jauh,( rumah saya kan jauh….terlambat ya wajar lah..)maka perlu diperhatikan juga factor factor yang mempengaruhi keterlambatan tadi,( karena keterlambatan hubungannya dengan pelanggaran waktu, maka factor yang mempengaruhi perjalanan jauh ( waktu tempuh ) tersebut kita amati yaitu antara lain :
1.       Jarak tempuh dari rumah ke kantor ( di cari data dengan merubah jalur tempuh alternative jalan lain yang jaraknya berbeda beda secara kilometer )
2.       Kondisi jalan
3.       Kecepatan kendaraan
4.       Kepadatan lalu lintas
5.       Frekwensi berhenti ( beli bensin,dsb ).
6.       Jam berangkat dari rumah
Semua factor factor yang berpengaruh diatas dicari datanya dengan aplikasi lapangann ( dilakukan dan diukur ) kemudian dari data data yang ada di scater sertai dicari factor mana yang mempengaruhi waktu tempuh.Hal ini penting supaya rencana perbaikan untuk menghilangkan keterlambatan masuk kerja harus tidak menimbulkan pertanyaan atau masalah baru di kemudian hari gara gara salah satu factor yang berpengaruh tersebut diabaikan.sehingga nantinya Standarisasi yang kita rencanakan bisa berlaku selamanya dan dijamin tidak terlambat masuk kantor lagi.
Umumnya ( GKM pemula )hanya memperhatikan satu scater saja  yaitu akar masalah dari fish bone yang dianggap dominan terhadap akibat yang ditimbulkan ( di kepala ikan ).untuk ilustrasi diatas jika kita memakai metode GKM yang lalu kita pasti memutuskan dan sangat yakin bahwa kita tidak akan terlambat kalau jarak tempuh dari rumah ke kantor dekat.Alias yang disalahkan jarak rumah yang jauh.dan mungkin solusi yang kita ambil adalah “ kontrak / kost di dekat kantor kita “ dan ingat mungkin ada masalah lain jmuncul jika kita kost…yaitu biaya hidup bertambah…dsb…Padahal bisa saja keterlambatan kita dikarenakan jam berangkat kita dari rumah terlalu siang,atau kita terlalu banyak berhenti saat perjalanan,atau lalu lintas di jalan macet dsb ,dan” tidak perlu kost di dekat kantor “untuk inilah data factor yang berpengaruh ini perlu di scater juga.
ilustrasi data:
Data pengamatan factor yang berpengaruh terhadap jarak tempuk yang mengakbatkan keterlambatan masuk kantor.
 
Setelah diproses scater untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterlambatan dari masing masing kejadian maka kita bisa lihat bahwa yang sangat berpengaruh adalah factor “jam berangkat kerja “
Lihat hasil scater dibawah ini.


 


 
Dari data scater diatas dapat kita simpulkan bahwa factor yang mempengaruhi akar masalah keterlambatan datang ke kantor adalah jam keberangkatan kerja.( nilai r = > 0,714 )sedangkan yang lain tidak dominan atau tidak berpengaruh.Ini bisa diartikan bahwa jam berangkat kerja kita menentukan terlambat atau tidaknya kita sampai di kantor.Untuk itu ,Rencana Perbaikan yang akan kita tetapkan adalah penetapan jam berangkat ke kantor.dari pengamatan tersebut sudah bisa dilihat jam berapa kita berangkat yang tidak menimbulkan terlambat dengan memperhatikan factor lain yang mungkin akan mengganggu perjalanan.Penentuan jam berangkat yang aman ini tentunya dilakukan dengan brainstorming dengan seluruh anggota gugus.Karena dalam hal ini dimungkinkan banyak terjadi perbedaan pendapat,maka semua pendapat yang disarankan harus memiliki data pendukung sebagai bukti penentuan jam berangkat yang aman.
Setelah rencana perbaikan sudah kita tetapkan yang paling pas,langkah selanjutnya adalah menentukan intermediate goals / target yang ingin dicapai dari perbaikan yang direncanaka tersebut.biasanya dalam menentukan ini dengan dasar % tingkat keyakinan dari gugus untuk menyelesaikan rencana perbaikan yang sudah ditetapkan.akan tetapi bisa juga intermediate goal diambil dari nilai R2 dari diagram scater.
Berikutnya adalah mulai tahapan uji coba rencana perbaikan.dalam kasus diatas misalnya kita tetapkan jam berangkat kerja pada jam 06:30 kita lihat hasilnya apakah tidak terjadi terlambat masuk kantor sesuai jarak yang harus kita tempuh,jika masih terlambat maka kita coba alternative jam berangkat yang lain misalnya berangkat jam 06:15 dan seterusnya sampai gugus yakin bahwa jam berangkatnya pas sesuai yang diinginkan yaitu tidak terlambat masuk kantor.kemudian kita lakukan dalam jangka agak panjang dan di monitoring hasilnya sambil mencatat segala sesuatu( parameter ) yang ditemui atau apapun yang mempengaruhi perjalanan ke kantor.Jika hasil dari pelaksanaan penentuan jam berangkat tersebut sudah stabil (tidak terjadi keterlambatan di kantor serta range jam kedatangan di kantor stabil )maka parameter yang sudah didapat dibakukan dan dipertahankan ( monitoring hasil )agar keberangkatan ke kantor tetap seperti yang sudah kita tetapkan tersebut dengan tujuan kita tidak akan terlambat ke kantor selamanya.
Untuk menunjukkan keberhasilan maka perlu dibuatkan hasil monitoring kejadian setealah pelaksanaan perbaikan ( setelah jam berangkat ditetapkan ) yaitu dengan menentukan batasan jam sampai di kantor serta actual sampai di kantor,dibuat dengan grafik garis sehingga bisa dilihat penyimpangan atau keberhasilannya.( demikian juga untuk akar masalah yang lainnya /satu akar masalah satu monitoring )
Pada tahap monitoring ini harus kita ketahui parameter keberhasilan ,hubungannya dengan langkah 6 untuk membuat standar hasil.

 
Catatan : Judul grafik sesuai “ kolom Why “ pada akar masalah yang di monitoring..

Semoga bermanfaat.
Sharing ke : kusdianto_tps@yahoo.co.id

Senin, 30 Juli 2012

Kendala kendala lapangan dalam Aktivitas GKM di wilayah pemula

1. Gugus merasa sibuk dengan pekerjaannya sehari hari
2. Gugus tidak tertarik dengan metodologi pemecahan masalah yang ada di tools GKM ( lebih suka solusi cara lama )dengan mengandalkan “ biasanya begini “
3. Pengerjaan tugas gugus hanya sekedar menggugurkan kewajiban mengikuti kegiatan perusahaan saja.
4. Sebagian peran fasilitator masih kurang konsisten dalam memotivasi dan memonitoring perjalanan aktivitas gugus yang menjadi tanggung jawabnya
5. Pelaksanaan klinik berbarengan dengan kegiatan lain dari perusahaan tanpa konfirmasi penjadwalan ulang jam klinik GKM nya 
6. Pengerjaan tugas gugus dikerjakan hanya pada saat saat menjelang penilaian /menjelang klinik saja ( kebut semalam )
7. Pengerjaan aktivitas gugus hanya dilakukan segilintir orang saja dalam satu kelompok ( biasanya ketua / sekretarisnya yang kerja )yang lain hanya numpang nama.
8. Personil anggota gugus berpindah pindah area kerja atau bahkan keluar dari perusahaan.
9. Mind set atau motivasi ikut aktivitas GKM hanya ber orientasi pada hadiah uang saja,bukan mind set ingin ikut menyelesaikan masalah perusahaan di bagiannya dengan metodologi yang ada di GKM.
10. Solusi perbaikan gugus sudah lebih dulu selesai sebelum proses penggalian data penyebab ditemukan karena solusi sudah merupakan project dari management. 
11.  Object yang dijadikan pengamatan untuk penggalian data tidak mendukung ( mesin berhenti karena proses produksi berhenti / mesin berjalan dengan produk diluar kendali Gugus.
12. Sosialisasi kabar GKM tidk terdengar sampai ke pelaku pelaku GKM/anggota anggota gugus serta masyarakat sekitar gugus           ( media sosialisasi kurang menunjang ).
13. Macetnya koordinasi GKM yang ada di unit/ komite unit tidak aktif.
14. Kurangnya jumlah personil juri yang sesuai kategori yang dibutuhkan ( menguasai masalah Tulta,independent,kemampuan nalisa lapangan yang sesuai tema GKM ).
15.  Tidak sinerginya “ Trending Topik GKM di kalangan manajemen atas “ seolah olah GKM hanya tanggung jawab komite penyelenggara saja.

Email : kusdianto_tps@yahoo.co.id