Banyak terjadi pada beberapa GKM
yang menyatakan keberhasilannya menciptakan standar
hasil kerja baru hanya pada
saat saat penilaian konvensi saja,setelah konvensi GKM selesai selesai juga
standar hasil yang diciptakan.Hal ini terjadi karena penyelesaian perbaikan
tidak mempertimbangkan factor factor yang berpengaruh terhadap perbaikan yang
dilakukan saat penggalian data untuk perencanaan perbaikan. .misalnya kita
menciptakan sebuah alat yang bisa menghemat waktu proses atau alat yang bisa
menambah kapasitas sedangkan ketika alat tersebut dipasang ternyata mengganggu
lingkungan.Alhasil secara skala trial untuk mengisi data scater mungkin fungsi
alat tersebut berhasil tapi ketika di aplikasi di lapangan banyak complain
sana sini sehingga alat tidak jadi dipakai. Kenapa ?! karena kesimpulan yang didapatkan dari solusi
perbaikan tidak memperhatikan kondisi kondisi lain yang berpengaruh terhadap
aplikasi alat yang diciptakan tersebut dan kesimpulan yang didapat tidak
melalui tahapan pengamatan kejadian sebenarnya.(solusi
sudah ditetapkan dulu/solusi hanya dugaan).
Seperti kita ketahui sebagai
pelaku aktivitas Gugus Kendali Mutu,bahwa sudah menjadi target pencapaian kita
untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi secara sempurna.Untuk
itu sebagai tahapan penentuan penyebab permasalahan yang akan kita selesaikan
adalah tahap pencarian data pengaruh dari penyebab yang kita duga dominan (dari
NGT Langkah 2 ) agar bisa dipastikan bahwa penyebab tersebut masuk kategori penyebab dominan atau
tidak dominan dan kita harus mengetahui seberapa besar prediksi pengaruh
penyebab dominan tersebut terhadap keberhasilan misi perbaikan kita ( kalimat
di kepala ikan pada fish bone diagram ).
Untuk bisa mengetahui seberapa besar
pengaruh serta korelasi antara penyebab yang dianggap dominan terhadap masalah
yang akan diselesaikan adalah dengan melakukan pengamatan dari kejadian kejadian sebenarnya dari masing
masing penyebab dengan melihat efek yang ditimbulkan terhadap tujuan perbaikan
dari gugus, kemudian kita proses dengan tool GKM diagram
pencar / diagram scater.
Pengamatan ini adalah sebagian
dari tahapan penentuan
rencana perbaikan sekaligus sebagai
penentuan solusi terhadap masalah yang akan kita selesaikan.Artinya tanpa
pengamatan timbulnya masalah, maka akan sulit menentukan ide penyelesaian
masalah.Pengamatan yang dilakukan ini harus tepat sesuai penyebab yang akan
kita amati,tidak hanya berdasarkan pengalaman saja akan tetapi dilihat
dengan benar kejadian masalahnya dan lihat apa saja factor factor yang
mempengaruhi timbulnya masalah tersebut sehingga kita bisa menentukan
perencanaan perbaikan dengan mempertimbangkan beberapa factor yang berpengaruh
selain pada penyebab yang sedang kita amati tersebut.
Contoh :
Sebuah misi perbaikan yaitu “menurunkan
biaya listrik dirumah” hal ini jika ditulis di kepala ikan menjadi “ biaya
listrik dirumah tinggi “ jika untuk brainstorming maka ditulis “ kenapa biaya listrik di rumah tinggi ?”
Disini akar masalahnya adalah “aktivitas
pemakaian air banyak ‘ sehingga biaya listrik di rumah tinggi dan jika akar
masalah ini setelah melalui proses NGT (nominal group tehnik ) menjadi akar
masalah yang diduga
dominan.Tahapan selanjutnya adalah mengujinya dengan diagram scater.
Tapi sebelum kita memasukkan data ke diagram scater kita harus melakukan
pengamatan data/peristiwa yang terjadi antara banyaknya
aktivitas dirumah yang memerlukan air (X
) dengan biaya listrik di rumah ( Y ). Kita
harus pastikan dulu segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pemakaian
air,misalnya, macam aktivitas pemakaian air,jumlah liter air,waktu yang dipakai
untuk aktivitas pemakaian air,pergerakan meteran air (kwh) ,biaya listrik yang
harus dibayar dsb yang dirasa berpengaruh terhadap hal tersebut diatas.
Catatan: kita tidak bisa hanya
mengamati banyaknya aktivitas pemakaian air saja untuk bisa mengetahui efek
terhadap biaya listrik,karena bisa saja terjadi aktivitas pemakaian air banyak
tapi biaya listrik tidak tinggi.Contoh data pengamatan :
Dari akar masalah tersebut diatas
data “X” nya adalah banyaknya aktivitas pemakaian air,kemudian data “Y” nya
adalah biaya listrik. Setelah kita data selama 1 minggu ternyata akar masalah
tersebut dominan. Maka untuk menentukan rencana perbaikan kita harus melihat data
pengamatan yang berpengaruh terhadap biaya listrik tinggi salah satunya adalah “jumlah waktu pemakaian pompa air”.Jadi dalam
rencana perbaikan ini kita berfokus pada bagaimana caranya agar “waktu pemakaian pompa air ini tidak lama”.
Jika ternyata uji scater tidak
dominan..ya tidak usah direncanakan perbaikan,berarti banyaknya aktivitas
pemakaian air tidak berpengaruh terhadap biaya listrik, tapi jika anda yakin
ini berpengaruh ( apalagi dilihat dari lamanya waktu pemakaian pompa air
),.sedangkan dari scater ternyata tidak berpengaruh,berarti ada kesalahan di
bedah tulang ikannya..perlu digali lagi akar akar masalah yang berpengaruh
terhadap pompa air di rumah sering hidup.
Dari data tersebut kita bisa
merencanakan perbaikan antara lain :
1. Membuat
SOP pemakaian air
2. Training
tentang hubungan pemakaian air dengan biaya listrik
3. Memasang
tendon air yang volume tendon dilihat dari jumlah yang dipakai dalam data
pengamatan diatas.( jadi beli tendon nya tidak asal )
4. Dsb
sesuai skill diarea gugus.
Dari macam macam ide tersebut
diambil yang paling mewakili agar biaya listrik di rumah turun dan dipastikan
akan bisa diaplikasi selamanya sehingga masalah keborosan pemakain listrik akibat
pemakaian pompa air terselesaikan dan tidak akan terulang dengan masalah
yang sama..
Dan sangat logis jika ada tendon air
yang sesuai kebutuhan per hari maka menghidupkan air hanya cukup 1 kali
sehingga beban mendadak dari meteran listrik tidak sering terjadi dan sebanyak
apapun aktivitas pemakaian air harian di rumah ,bisa tercukupi tanpa sering menghidupkan
pompa air
Kesimpulannya:
Bukan frekwensi pemakaian airnya
yang bikin biaya listrik tinggi akan tetapi banyaknya waktu yang dipakai untuk
pemakaian air yang berpotensi menambah biaya listrik.
Bukan banyaknya siraman yang membuat
bihun basah akan tetapi banyaknya (liter)air yang disiramkan yang membuat bihun
menjadi basah.Hati hati menentukan “X” dalam scater.
Semoga bermanfaat.
kita bisa sharing di : www.kusdianto_tps@yahoo.co.id