Salah
satu parameter keberhasilan dari aktivitas GKM adalah tercapainya Key
Performance Indicator dari perusahaan atau bagian divisi dari sebuah perusahaan
. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa untuk mencapai KPI butuh banyak sekali
aktivitas perbaikan atau penyempurnaan dari setiap bagian kerja dari sebuah
perusahaan.baik dari level karyawan,level supervise ,level manager sampai level
yang lebih tinggi lagi.Untuk itu diperlukan integrasi dari hulu ke hilir atau
dari level tinggi ke level rendah agar semua perbaikan yang dilakukan mengarah
ke cita cita tertinggi di perusahaan.
Nah
demikian juga dengan pengambilan tema perbaikan pada aktivitas GKM,semua tema perbaikan
harus bisa menyelesaikan masalah yang ada dip roses selanjutnya atau
menyelesaikan masalah dilevel kerja diatasnya. Sebuah department di perusahaan
tentu masalah yang harus diselesaikan tidak hanya beberapa masalah saja,akan
tetapi tentu banyak masalah dan kompleks, untuk itu perlu dibentuk banyak gugus
dan diarahkan agar menyelesaiakan masalah di pos pos masalah yang sudah
diketahui oleh atasan pada depertemen tersebut.sehingga semakin banyak Gugus akan
semakin banyak partisipasi karyawan dalam penyelesaian masalah dan semakin
cepat pula terwujudnya penyelesaian di tingkat yang lebih tinggi.
Sebagai
catatan : tema yang diambil tetap harus “ smart “ ( jangan terlalu luas agar
bisa focus ) dan menyesuaikan skill pada kelompok gugus terkait. Untuk itu
diperlukan seorang fasilitator yang bisa membagi tema sekaligus memotivasi
untuk penyelesaiannya dengan media TULTA Gugus Kendali Mutu. Serta jangan
biarkan ,gugus ada yang mengambil tema diluar penyelesaian masalah yang diharapkan
oleh perusahaan.
Tujuan
penentuan tema perbaikan ini adalah : agar tindak lanjut penyelesaian masalah
mingguan, tindak lanjut masalah bulanan bahkan evaluasi hasil semesteran sama
aktivitasnya dengan tindak lanjut aktivitas GKM.( sekali dayung ,dua tiga pulau
terlampaui ).
Salam
mutu.