1.
Banyak gugus yang masih belum pas dalam
menentukan penyebab dari permasalahan ( duri ikan ) yang ditampilkan
tidak berhubungan jelas dengan akibat ( kepala ikan )alias tidak nyambung.Padahal
salah satu kriteria penilaian GKM dan salah satu syarat keberhasilan perbaikan
adalah penyebab yang disimpulkan adalah penyebab yang berpengaruh terhadap
akibat yang akan ditanggulangi.
Contoh misalnya
: pada kategori mesin
“riject plastic
pengemas di mesin packing tinggi “( akibat / kepala ikan ) penyebabnya “
merk mesin tidak sama “
Hal ini terjadi
karena memang melihat lapangan bahwa mesin yang merknya berbeda beda ini
membuat bingung menyimpulkan penanganan terhadap reject yang terjadi.Tapi bukan
berarti perbedaan merk ini yang jadi penyebab riject tinggi. Yang harusnya
dicari adalah apa yang tidak berfungsi dengan baik dari fisik alat/mesin
yang berpotensi menimbulkan reject pengemas ( mis : as sealer oleng dsb).
2.
Penulisan Penyebab belum pas dengan kategorinya
4M 1L
Panduan yang sudah kita
sharingkan adalah :
Kategori manusia :berisi tentang sikap/sifat misalnya
kedisiplinan,skill,malas,tanggung jawab,kepedulian dsb
Kategori Mesin :berisi tentang fisik alat
atau mesin / bagian mesin yang dipakai dalam alur proses misalnya computer,endsealer,pisau
pemotong
Kategori Metode :berisi cara dalam menghasilkan proses sesuai
alur proses biasanya diawali kata “pe”misalnya pelayanan,pemotongan
,pencetakkan, penurunan, setting,dsb
Kategori Material: berisi tentang material yang diproses dalam alur
proses atau kandungan dari sebuah benda misalnya,
mie,bihun,biscuit,tepung,pati, kalau di administrasi material bisa sheet/kertas
dsb
Kategori Lingkungan: berisi tentang kondisi dalam alur proses
misalnya ,jarak,kelembaban,kebisingan,pencahayaan,suhu,situasi kerja
,kebersihan yang menimbulkan akibat pada kepala ikan.
3.
Penulisan kalimat penyebab masih Multi
Tafsir ( bisa diartikan bermacam macam atau tidak merujuk ke kepala
ikan /akibat yang ditimbulkan ). Misalnya :
Akibat dikepala ikan
adalah afal etiket mesin packing tinggi,..penyebabnya adalah “
kualitas etiket jelek “
Jelek disini
kan bisa diartikan macam macam ,mungkin jelek tampilanya,jelek gambarnya,jelek
gulunganya dsb padahal yang akan disampaikan adalah etiket laminasi.
Dan kalau dari penyebabnya sudah focus maka penggalian akar masalahnya pun akan
focus ke segala sesuatu yang menyebabkan etiket laminasi.
Catatan : ( afal = barang rusak ) ,(etiket = plastic pengemas )(,laminasi = lapisan
mengelupas )
4.
Gugus masih belum pas kapan harus berhenti
menggali akar masalah dalam “5 why”,,,karena dianjurkan “why” yang sebanyak banyaknya
maka yang terjadi justru keluar dari apa yang sebenarnya mau dicari akar
masalahnya. Contoh :
Penyebab
|
Kenapa ?
|
Hasil sealing end sealer
kurang lengket
|
permukaan endsealer rusak
|
permukaan end sealer cacat
|
|
permukaan end sealer
kemasukan benda asing ( kunci L)
|
|
saat setting operator
tidak disiplin
|
|
operator masih baru
|
|
operator ganti ganti
|
|
produksi sering libur
|
|
karena jadwal dari PPIC
|
|
permintaan manajemen
|
|
permintaan marketing
|
|
permintaan konsumen
|
|
Hasil sealing end seler kurang
rapat dikarenakan permintaan konsumen ??!!...
Tentu tidak…..
Bahkan jika diteruskan
penggalian masalahnya ini bisa ketemu akar masalah yang sama pada semua kasus
yaitu “ Takdir “coba
saja jabarkan masalah Anda pasti mentoknya di sudah takdir…
Harusnya kita fokus di permasalahan
“Sealing” saja karena kita sedang membahas kesalahan mesin ,jika memang
akar masalah selanjutnya ada hubungan dengan kategori lain maka tinggal di garis
panah putus putus mengarah ke akar masalah di kategori lain tersebut.
5.
Penggalian masalah berubah rubah pada saat
pertemuan pertama ke pertemuan selanjutnya karena yang datang klinik
berbeda personilnya sehingga secara otomatis pendapat yang sudah disimpulkan
menjadi berubah sesuai pendapat yang klinik terakhir,apalagi yang datang klinik
tidak menguasai masalah sebenarnya misalnya administrasi mengerjakan penggalian
akar masalah mesin.kemudian di klinik selanjutnya yang datang mekanik mesin
,maka akar masalahnya tentu berubah.
6.
Penentuan score NGT ( nominal Group Tehnique )
tidak didasari data data yang mendukung sehingga terjadi
perbedaan score yang berbanding terbalik diantara anggota tanpa bisa
menjelaskan argumentasinya.Hal ini disebabkan pengisian score asal mengisi tanpa melihat kejadian
lapangan (bahkan mungkin tidak tahu sama sekali maksud akar masalah di NGT
)karena kompleks nya area kerja dari anggota gugus.( gugus tidak dalam satu
area kerja sehingga tidak kenal permasalahannya ).Padahal hal ini menentukan
perbaikan yang akan direncanakan.parahnya lagi proses score NGT hanya
permainan simulasi di excel karena yang mengerjakan hanya 1 orangsedang
anggota yang lain numpang nama saja. ..capek deeehh…
7.
Perbaikan yang akan dilakukan sudah terbayang
jelas, tinggal action atau bahkan sudah selesai.Hal ini akan sangat menyulitkan
bedah akar masalah karena fokusnya pasti “bagaimana mengarahkan kalimat
seolah olah masalah yang terjadi dikarenakan tidak adanya alat
yang sudah kita rencanakan untuk kita buat “
Tantangan seperti inilah yang
kita temukan di lapangan sehingga kita dari komite khususnya bagian DIKLAT
harus mengulang pelajaran per gugus demi merubah cara pandang ber “
aktivitas mutu “ karena yang
kita tahu “keberhasilan mutu tidak bisa di dramatisir”
Yang ingin kami samakan persepsi
dalam hal ini adalah :
“
Memaksimalkan Proses GKM ini harus “benar dari Awal” menuju hasil yang
sesuai harapan“
Inilah pentingnya lankah 2
dalam Gugus Kendali Mutu
Email : www.kusdianto_tps@yahoo.co.id