2. Gugus tidak tertarik dengan metodologi pemecahan masalah yang ada di tools GKM ( lebih suka solusi cara lama )dengan mengandalkan “ biasanya begini “
3. Pengerjaan tugas gugus hanya sekedar menggugurkan kewajiban mengikuti kegiatan perusahaan saja.
4. Sebagian peran fasilitator masih kurang konsisten dalam memotivasi dan memonitoring perjalanan aktivitas gugus yang menjadi tanggung jawabnya
5. Pelaksanaan klinik berbarengan dengan kegiatan lain dari perusahaan tanpa konfirmasi penjadwalan ulang jam klinik GKM nya
6. Pengerjaan tugas gugus dikerjakan hanya pada saat saat menjelang penilaian /menjelang klinik saja ( kebut semalam )
7. Pengerjaan aktivitas gugus hanya dilakukan segilintir orang saja dalam satu kelompok ( biasanya ketua / sekretarisnya yang kerja )yang lain hanya numpang nama.
8. Personil anggota gugus berpindah pindah area kerja atau bahkan keluar dari perusahaan.
9. Mind set atau motivasi ikut aktivitas GKM hanya ber orientasi pada hadiah uang saja,bukan mind set ingin ikut menyelesaikan masalah perusahaan di bagiannya dengan metodologi yang ada di GKM.
10. Solusi perbaikan gugus sudah lebih dulu selesai sebelum proses penggalian data penyebab ditemukan karena solusi sudah merupakan project dari management.
11. Object yang dijadikan pengamatan untuk penggalian data tidak mendukung ( mesin berhenti karena proses produksi berhenti / mesin berjalan dengan produk diluar kendali Gugus.
12. Sosialisasi kabar GKM tidk terdengar sampai ke pelaku pelaku GKM/anggota anggota gugus serta masyarakat sekitar gugus ( media sosialisasi kurang menunjang ).
13. Macetnya koordinasi GKM yang ada di unit/ komite unit tidak aktif.
14. Kurangnya jumlah personil juri yang sesuai kategori yang dibutuhkan ( menguasai masalah Tulta,independent,kemampuan nalisa lapangan yang sesuai tema GKM ).
15. Tidak sinerginya “ Trending Topik GKM di kalangan manajemen atas “ seolah olah GKM hanya tanggung jawab komite penyelenggara saja.
Email : kusdianto_tps@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar