Perbaikan GKM yang baik adalah perbaikan yang terus terpakai
selamanya dan tentunya dengan hasil yang permanen membaik. Bukan perbaikan yang
lahir ketika langkah 4 dan mati ketika selesai konvensi karena setelah konvensi
perbaikan tersebut hilang entah kenapa ..untuk itu mari kita belajar bersama
bagaimana merencanakan perbaikan yang bisa semaksimal mungkin terpakai
selamanya.
Setelah kita
selesai aktivitas di langkah 3 yaitu menentukan Penyebab Dominan,maka kita
masuk ke aktivitas Langkah 4 “ Merencanakan dan Melaksanakan Perbaikan “ .
Secara alur
aktivitasnya seperti berikut :
RENCANA
PERBAIKAN :
Syarat masuk ke merencanakan perbaikan ,kita harus sudah
menemukan Akar penyebab yang dominan. Kemudian dari penyebab
yang dominan ini kita melakukan “ brainstorming “ lagi untuk mencari ide
perbaikan.Masing masing anggota diminta ide perbaikan untuk menjawab penyebab
dominan yang ditemukan. Brainstorming ini dilakukan untuk setiap penyebab
dominan. Sesuai prinsip Brainstorming,maka semua ide diterima dulu dan di cari
sebanyak banyaknya jika perlu ide ide gila pun di kemukakan. Setelah ide ide
dari anggota gugus dirasa habis, maka perlu di carikan ide dari SDM lain yang
terkait pada area perbaikan yang sedang kita rencanakan perbaikan. Baru setelah
ide habis kita lakukan verifikasi ide dengan memperhatikan Dampak negatif yang
mungkin timbul ketika ide kita aplikasikan,
Pada GKM pemula,biasanya karya perbaikan dari gugus bisa
terjadi berdampak baik bagi area kerja gugusnya tapi berdampak tidak baik bagi
departemen lainnya. Misalnya sebuah temuan gugus adalah penambahan konveyor
untuk mempercepat pengiriman material dari area proses ke area packaging.
Secara gugus mungkin pengiriman material akan lebih cepat tapi bisa jadi secara
lay out mengganggu posisi kerja karyawan sehingga ujung ujungnya perbaikan
tidak dipakai lagi setelah GKM selesai. Untuk itu ketika merencanakan perbaikan
harus diperhatikan segala aspek yang mungkin akan timbul setelah kita aplikasi
perbaikan dan dicari rencana yang paling kecil dampak negatifnya.
Alat bantu di langkah 4 ini adalah 5 W + 2 H jika rencana
perbaikan sudah kita tetapkan sesuai pemilihan rencana yang paling baik dari
beberapa rencana yang ada.
UJI COBA
Setelah rencana sudah kita tentukan berdasarkan diskusi
dengan berbagai pihak yang terkait dan sudah pasti rencana tersebut adalah
rencana yang paling pas ,maka kita uji cobakan pada proses yang akan kita
perbaiki. Ada kemungkinan pada tahapan uji coba ini akan muncul dampak dampak
baik positif maupun negatif .maka tetap cari alternatif alternatif baru agar
hasil uji coba bisa menjawab/ menyelesaikan masalah pada penyebab utama dalam tulang ikan
dengan dampak negatif yang minimal.
Sebagai catatan : jika perbaikan untuk akar masalah sudah
kita lakukan ternyata hasilnya tidak memiliki efek perbaikan pada penyebab
utama maka akar penyebab kita salah / tidak nyambung.
Jika perbaikan pada akar masalah sudah kita lakukan tapi hasilnya
hanya ber efek sedikit atau tidak bisa menuntaskan penyebab utama kita maka
kita perlu alternatif alternatif baru dengan uji coba semaksimal mungkin sampai
efek perbaikannya sesuai dengan yang kita harapkan.
Jika kita sudah uji coba terus menerus tapi tidak juga
memberikan efek perbaikan pada penyebab utama bisa jadi karena kreatifitas kita
kurang / memang akar masalahnya kurang pas. Bisa salah menentukan akar penyebab
dominan ( data scater kurang mewakili ) atau runtutan kejadian di tulang ikan
kurang pas / kurang mewakili kejadian sesungguhnya di lapangan. Kembali ke
langkah 2 ( gemba lapangan ).
Jika perbaiakan untuk akar masalah sudah kita lakukan dan
hasilnya stabil bisa menyelesaikan penyebab utama pada tulang ikan maka kita
lanjutkan dengan aktivitas selanjutnya yaitu monitoring uji coba. Demikian
seterusnya dan berlaku untuk uji coba akar masalah dominan yang lain.
MONITORING
Monitoring uji coba ini dilakukan sebelum dan sesudah akar
masalah kita eksekusi,parameternya kita lihat dari perubahan angka yang terjadi
pada penyebab utama. Monitoring ini dilakukan untuk setiap akar penyebab
dominan yang kita eksekusi. Ingat : parameternya dengan melihat perubahan perbaikan
pada penyebab utama bukan pada akibat ( kepala ikan ). Hal ini untuk
memastikan apakah setelah kita lakukan perbaikan pada akar masalah terjadi
perbaikan juga pada penyebab masalah dan tentunya akan terjadi sumbangan
perbaikan juga pada akibat dari masalah ( kepala ikan ).
Ini bedanya dengan monitoring di langkah 5 “ Meneliti Hasil “
Jangka waktu monitoring ditentukan oleh Gugus dengan
mempertimbangkan validitas data yang diperoleh. Jika dirasa dalam 1 minggu
gugus sudah yakin bahwa tindakan perbaikannya benar dan stabil menghasilkan
dampak positif sesuai yang diinginkan maka dilakukan maintenance hasil / dijaga
agar kondisi perbaikannya bisa permanen dan menghasilkan dampak positif yang
permanen juga.
MAINTENANCE HASIL
Pada tahapan maintenance hasil ini tetap dilakukan monitoring
lapangannya untuk mengantisipasi perubahan hasil yang mungkin terjadi agar
segera langsung bisa ditangani dengan tambahan tambahan perbaikan untuk
penyempurnaan demi mempertahankan kebaikan hasil
CATATAN PENTING :
Perbaikan yang dilakukan diusahakan perbaikan dalam bentuk fisik /
visualisasi nyata ( alat
) , bukan mengandalkan SOP / IK atau hanya mengandalkan
kesadaran Sumber Daya.
Initial Goal :
target awal yang kita tentukan saat menentukan judul
perbaikan . Cara menentukan initial goal ini bisa dari target
manajemen,perhitungan rumus pendekatan,ataupun menentukan target awal sendiri
untuk yang bersifat peningkatan ( target sudh tercapai tapi ingin lebih
meningkatkan lagi ) tentu saja dengan persetujuan manajemen.
Intermediate Goal :
Intermediate goal adalah besaran nilai ( % ) kemungkinan
masalah terselesaikan ketika sebuah akar masalah kita lakukan perbaikan dengan
catatan data pengujian benar sesuai lapangan dan mewakili kejadian alami di
proses alami.
How Much :
Maksud how much pada 5W+2H di langkah 4 ini ada bermacam
macam persepsi :
1.
Berapa
% keyakinan gugus dalam menyelesaikan perbaikan pada setiap akar masalah
berdasarkan nilai intermediate goal
2.
Berapa
% keyakinan gugus dalam menyelesaikan masalah pada setiap akar masalah
berdasarkan keyakinan kemampuan anggota
3.
Berapa
besar biaya yang dipakai untuk perbaikan pada setiap akar masalah berdasarkan
banyaknya biaya yang dipakai untuk pengadaan alat bahan perbaikan
Untuk saat ini yang kita pakai adalah keyakinan dan kemampuan
gugus dalam menyelesaikan setiap akar masalah. ( no 2 ).
Terimakasih dan
selamat beraktivitas di langkah 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar