Minggu, 27 Mei 2012

Kesulitan di Langkah 2 GKM Menganalisa Penyebab


1.       Banyak gugus yang masih belum pas dalam menentukan penyebab dari permasalahan ( duri ikan ) yang ditampilkan tidak berhubungan jelas dengan akibat ( kepala ikan )alias tidak nyambung.Padahal salah satu kriteria penilaian GKM dan salah satu syarat keberhasilan perbaikan adalah penyebab yang disimpulkan adalah penyebab yang berpengaruh terhadap akibat yang akan ditanggulangi.
Contoh misalnya : pada kategori mesin
riject plastic pengemas di mesin packing tinggi “( akibat / kepala ikan ) penyebabnya “ merk mesin tidak sama “
Hal ini terjadi karena memang melihat lapangan bahwa mesin yang merknya berbeda beda ini membuat bingung menyimpulkan penanganan terhadap reject yang terjadi.Tapi bukan berarti perbedaan merk ini yang jadi penyebab riject tinggi. Yang harusnya dicari adalah apa yang tidak berfungsi dengan baik dari fisik  alat/mesin yang berpotensi menimbulkan reject pengemas ( mis : as sealer oleng dsb).
2.       Penulisan Penyebab belum pas dengan kategorinya 4M 1L
Panduan yang sudah kita sharingkan adalah :

Kategori manusia :berisi tentang sikap/sifat misalnya kedisiplinan,skill,malas,tanggung jawab,kepedulian dsb

Kategori Mesin    :berisi tentang fisik alat atau mesin / bagian mesin yang dipakai dalam alur proses misalnya computer,endsealer,pisau pemotong

Kategori Metode  :berisi cara dalam menghasilkan proses sesuai alur proses biasanya diawali kata “pe”misalnya pelayanan,pemotongan ,pencetakkan, penurunan, setting,dsb

Kategori Material: berisi tentang material yang diproses dalam alur proses atau kandungan dari sebuah benda misalnya, mie,bihun,biscuit,tepung,pati, kalau di administrasi material bisa sheet/kertas dsb

Kategori Lingkungan: berisi tentang kondisi dalam alur proses misalnya ,jarak,kelembaban,kebisingan,pencahayaan,suhu,situasi kerja ,kebersihan yang menimbulkan akibat pada kepala ikan.

3.       Penulisan kalimat penyebab masih Multi Tafsir ( bisa diartikan bermacam macam atau tidak merujuk ke kepala ikan /akibat yang ditimbulkan ). Misalnya :
Akibat dikepala ikan adalah afal etiket mesin packing tinggi,..penyebabnya adalah “ kualitas etiket jelek
Jelek disini kan bisa diartikan macam macam ,mungkin jelek tampilanya,jelek gambarnya,jelek gulunganya dsb padahal yang akan disampaikan adalah etiket laminasi. Dan kalau dari penyebabnya sudah focus maka penggalian akar masalahnya pun akan focus ke segala sesuatu yang menyebabkan etiket laminasi.
Catatan :  ( afal = barang rusak ) ,(etiket = plastic pengemas )(,laminasi = lapisan mengelupas )

4.       Gugus masih belum pas kapan harus berhenti menggali akar masalah dalam “5 why”,,,karena dianjurkan “why” yang sebanyak banyaknya maka yang terjadi justru keluar dari apa yang sebenarnya mau dicari akar masalahnya. Contoh :
  
Penyebab
Kenapa ?
Hasil sealing end sealer kurang lengket
permukaan endsealer rusak

permukaan end sealer cacat

permukaan end sealer kemasukan benda asing ( kunci L)

saat setting operator tidak disiplin

operator masih baru
        
operator ganti ganti

produksi sering libur

karena jadwal dari PPIC

permintaan manajemen

permintaan marketing

permintaan konsumen


Hasil sealing end seler kurang rapat dikarenakan permintaan konsumen ??!!...
Tentu tidak…..
Bahkan jika diteruskan penggalian masalahnya ini bisa ketemu akar masalah yang sama pada semua kasus yaitu “ Takdir “coba saja jabarkan masalah Anda pasti mentoknya di sudah takdir…
Harusnya kita fokus di permasalahan “Sealing” saja karena kita sedang membahas kesalahan mesin ,jika memang akar masalah selanjutnya ada hubungan dengan kategori lain maka tinggal di garis panah putus putus mengarah ke akar masalah di kategori lain tersebut.
5.       Penggalian masalah berubah rubah pada saat pertemuan pertama ke pertemuan  selanjutnya karena yang datang klinik berbeda personilnya sehingga secara otomatis pendapat yang sudah disimpulkan menjadi berubah sesuai pendapat yang klinik terakhir,apalagi yang datang klinik tidak menguasai masalah sebenarnya misalnya administrasi mengerjakan penggalian akar masalah mesin.kemudian di klinik selanjutnya yang datang mekanik mesin ,maka akar masalahnya tentu berubah.
6.       Penentuan score NGT ( nominal Group Tehnique ) tidak didasari data data yang mendukung sehingga terjadi perbedaan score yang berbanding terbalik diantara anggota tanpa bisa menjelaskan argumentasinya.Hal ini disebabkan pengisian score asal mengisi tanpa melihat kejadian lapangan (bahkan mungkin tidak tahu sama sekali maksud akar masalah di NGT )karena kompleks nya area kerja dari anggota gugus.( gugus tidak dalam satu area kerja sehingga tidak kenal permasalahannya ).Padahal hal ini menentukan perbaikan yang akan direncanakan.parahnya lagi proses score NGT hanya permainan simulasi di excel karena yang mengerjakan hanya 1 orangsedang  anggota yang lain numpang nama saja. ..capek deeehh…
7.       Perbaikan yang akan dilakukan sudah terbayang jelas, tinggal action atau bahkan sudah selesai.Hal ini akan sangat menyulitkan bedah akar masalah karena fokusnya pasti “bagaimana mengarahkan kalimat seolah olah masalah yang terjadi dikarenakan tidak adanya alat yang sudah kita rencanakan untuk kita buat “

Tantangan seperti inilah yang kita temukan di lapangan sehingga kita dari komite khususnya bagian DIKLAT harus mengulang pelajaran per gugus demi merubah cara pandang ber “ aktivitas mutu “  karena yang kita tahu “keberhasilan mutu tidak bisa di dramatisir”
Yang ingin kami samakan persepsi dalam hal ini adalah :
               “ Memaksimalkan Proses GKM ini harus “benar dari Awal” menuju hasil yang sesuai harapan“
Inilah pentingnya lankah 2 dalam Gugus Kendali Mutu
Email : www.kusdianto_tps@yahoo.co.id