Jumat, 25 Mei 2012

Pelaksanaan Langkah 2 pada setiap Gugus



Door To Door GKM Langkah 2 Menganalisa Penyebab :

1.       Catatan penting bahwa dalam bedah tulang ikan ( mencari akar masalah ) kita harus sadari siapa pelanggan dari Gugus kita ..Keberhasilan gugus kita adalah ketika orang orang di wilayah masalah yang sedang kita angkat sebagai tema perbaikan GKM kita, merasa terpuaskan atau termudahkan dalam  proses pekerjaan mereka…kemudahan dari sisi mesin,kemudahan dari sisi lingkungan kemudahan dalam sisi metode dsb…hal ini otomatis akan membaikkan hasil pekerjaannya..dan disini jugalah keberhasilan Gugus kita.
2.       Akar masalah dari tulang ikan didapat dari keterangan orang orang yang terlibat di proses lapangan misalnya tentang trouble mesin : penggalian sebab sebab terjadinya trouble mesin didata dari kesulitan operator mesin yang menjalankan/menangani masalah yang terjadi.Jadi gugus nggak perlu susah susah berpikir apa akar masalahnya ..tinggal Tanya ke operator kok iso..kok iso…lalu tuliskan sebagai data penggalian akar masalah.( bikin tulang ikan di lapangan dengan melihat kejadian langsungnya bukan dimeja pertemuan ).Diperlukan seni bertanya untuk mendapatkan kejujuran atau keaslian apa yang dirasakan orang orang lapangan ( kadang operator malah takut ditanya Tanya akhirnya ngomomngnya yang baik baik saja )
3.       Penggalian akar masalah diarahkan ke pencarian sumber masalah,dengan ingat prinsip brainstorming ( tidak boleh menyalahkan ide ) dan tidak terlalu cepat untuk menyimpulkan.misalnya ruangan kotor karena ada sarang laba laba, penggalian pertanyaannya adalah tentang keberadaan laba labanya bukan langsung disimpulkan butuh IK kebersihan,kalau masalahnya adalah area panas…ya cari sumber panasnya…kalau tidak bias dihilangkan ya di halau…jangan langsung disimpulkan karena kurang kipas..dsb.
4.       Operator/naker baru dianggap berpotensi sebagai masalah, ternyata dengan bedah tulang ikan dilapangan diperoleh kesimpulan lain yaitu justru yang berpotensi jadi akar masalah adalah karena Ka Line / Kepala Regu Lama.
-          Anggapan bahwa Naker baru  bermasalah itu ternyata masih belum bisa dijabarkan apa kesalahan dari naker baru ( semua unit sama bahkan yang sudah diatas 5 bulan masih dianggap naker baru ) contoh : naker baru di biscuit diduga pengganggu pencapaian kapasitas. sekilas memang benar begitu adanya tapi kita juga harus ketahui apa yang salah dengan naker baru..?( biasane jawabnya pokokmen kalau pakai naker baru kapasitas kurang ) ternyata kecepatan pengisian roti ke finger kurang cepat...lalu kita bandingan speed pengisian biscuit ke finger untuk naker lama berapa ? kemudian untuk naker baru berapa ? misalnya naker lama 15 x/menit  memasukkan sedang naker baru hanya 12 x menit  memasukkan biscuit.
-          Dengan membandingkan tersebut ,kita baru tahu parameter kekurang cepatan naker baru dalam pengisian roti (3 x/menit ).dari sini kita coba bedah lagi sebab terjadinya selisih tersebut diatas..kita check bagaimana naker lama memperlakukan biscuit dari mulai mengambil.memegang,membersihkan serpihan sampai memasukkannya ke dalam deretan finger yang berjalan.demikian juga harus kita amati bagaimana naker baru memperlakukan biscuit dengan proses yang sama.
-          Kita cermati perbedaannya, bisa jadi cara memegang biscuit berbeda..kemudian kolaborasi kedua tangan saat mengambil biscuit juga kita cermati.Intinya kita cari perbedaan perlakuannya dan mestinya naker baru diarahkan sesuai cara naker lama melakukan.
-          Dari sini rata rata Gugus belum tahu bagaimana cara memegang biscuit yang benar,membersihkan serpihan biscuit yang benar,bagaimana kolaborasi tangan kanan dan kiri yang benar,dan bagaimana perpaduan pengisian biscuit dengan naker sebelahnya..
-          Yang harus kita lakukan adalah : Lihat naker lama yang kita anggap proses pengisian biskuitnya bagus ,amati dan buat standard sesuai apa yang dilakukan.Kemudian ajarkan pada naker yang kita anggap baru/lemah dengan target sesuai apa yang dicapai oleh naker lama tentunya bertahap.( standard proses seperti ini saja kita belum mengamati apalagi memberikan training ke naker baru )
-          Yang kita perlakukan terhadap naker baru selama ini adalah disuruh nggabung dengan naker lama dengan harapan belajar atau diajari oleh naker lama ,ironisnya naker baru belum tentu diajari malah dimusuhi dan banyak yang menyatakan “ ya..biasanya naker baru di seperti itukan “ kalau mau melihat akar masalahnya sebenarnya ..siapa yang harus membuat standard kerja biar cepat…? siapa yang harus mengajari cara kerja yang cepat ? ……..Ka Line nya..
5.       Dari sisi lingkungan : kita tinggal Tanya pada orang orang sekitar area GKM kita….dilakukan dilapangan ( lingkungan yang mana yang menimbulkan kejadian di kepala ikan ( akibat ).misalnya areanya panas nggak mas ..mbak…terus pengaruh area panas terhadap afal tinggi apa mas ..mbak…dari jawaban teman teman kita yang dilapangan tersebutlah masalah masalah yang harus kita data karena mereka yang mengalami dan mereka pula yang akan menikmati hasil perbaikan kita nantinya.
-          Bahkan di biscuit operator berani njamin tidak akan ada afal tepung di area screw asal Gugus memperbaiki beberapa hal yang dirasa mengganggu pekerjaan operator screw.Dari sini Gugus tidak perlu susah susah cari akar masalah karena semua sudah diinformasikan dari operator yang memang bekerja di area tersebut dan bukan anggota gugus.Dan perbaikan yang diminta semua masuk akal dan bisa dipraktekkan kesulitannya saat itu juga

by : MasKus .www.kusdianto_tps@yahoo.co.id.